ISTRIKU ADALAH SEORANG IMMAWATI DAN LULUSAN S2 YANG MENGABDI KEPADA KELUARGA. ADAKAH YANG SALAH?
Oleh : Muhamad
untuk Diyah
Bagiku, IMMAWAN untuk IMMAWATI
Dulu
aku pernah berkata kepada para IMMAWAN yang berada di Kota Mataram bahwa aku
ingin mendapatkan isteri seorang IMMAWATI. Karena mempunyai isteri dari
kalangan IMMAWATI adalah hal terindah dalam hidupku. Dan salah satu dari
impianku akhirnya dikabulkan oleh ALLAH SWT. Apalagi isteriku bernama Diyah dan
aku bernama Muhamad. Jika digabung menjadi Muhamad_Diyah. Agak mirip dengan
organisasi yang kami ikuti. Ini adalah suatu anugerah dari ALLAH SWT.
Sumber: instagram @pwmjateng
Perlu
diketahui bahwa banyak IMMAWAN yang menginginkan mendapatkan jodoh seorang
IMMAWATI, begitu pula sebaliknya. Katanya pasangan IMMAWAN dengan IMMAWATI itu
adalah pasangan ideal. Sampai Mars IMM pun diplesetkan. Kira-kira liriknya jadi
begini,”IMMAWAN untuk IMMAWATI”. Padahal kan lirik aslinya,”IMMAWAN dan
IMMAWATI”. Pas lirik yang ini, pasti suaranya dikencangkan dan dengan nada
semangat. Itu karena mereka antusias untuk mendapatkan jodoh sesame kader IMM.
IMMAWAN
dan IMMAWATI adalah sebutan bagi aktivis gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
dibawah naungan MUHAMMADIYAH. Namanya juga aktivis. Jadi segala hal termasuk
suka dan duka sudah dialami. Jadi, ketika sudah berumah tangga insha ALLAH akan
tahan terhadap segala cobaan.
Dulu
ketika masih aktif di organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), sebutanku
sebagai seorang IMMAWAN masih melekat. Namun, setelah aku pindah ke luar kota,
aku sudah jarang ikut kegiatan IMM. Pernah juga satu kali mengikuti kegiatan
buka puasa bersama dengan Komisariat IMM IPB. Aku sudah tak peduli dengan tidak
disebutnya diriku sebagai seorang IMMAWAN lagi, karena yang terpenting bagiku
hanyalah menjalankan apa yang ku pelajari ketika menjadi seorang IMMAWAN. Tapi
aku selalu merindukan ketika aku aktif di IMM. Dan tak akan pernah ku lupa
jasa-jasa mereka.
Isteriku adalah lulusan S2 dan sedang mengurus
keluarga
Lulus
dari salah satu kampus ternama di Jawa Barat merupakan hal yang luar biasa
bagiku. Banyak orang ingin lulus dari kampus ini. Perlu diketahui jika kampus
ini adalah kampus yang terkenal dengan susahnya untuk lulus karena banyak hal
yang harus jadi capaian mahasiswa dengan segala peraturan yang ada. Kampus ini
menerapkan 2 status kepada mahasiswa pascasarjana, yaitu Status Percobaan dan
Status Biasa. Status percobaan akan dievaluasi pada semester 1 dan status biasa
akan dievaluasi pada semester 2. Jika IPK kurang dari ketentuan yang
dipersyaratkan, maka bersiaplah untuk dipindahkan ke prodi lain atau kuliah di
kampus lain. Untuk mahasiswa S2 jika IPK < 3, maka bersiaplah untuk pindah
prodi. Namun jika IPK < 2.75, maka bersiaplah untuk mencari kampus lain
dalam mencari ilmu.
Ternyata
beberapa mahasiswa masih belum beruntung dalam mencapai IPK yang telah
ditentukan. Banyak hal yang menjadi alasannya antara lain: kurang bisa
beradaptasi dengan ritme kuliah disana, manajemen waktu antara kerja dengan
kuliah/organisasi yang belum bagus, bahkan ada yang salah jurusan. Untuk kamu
yang berasal dari luar jawa atau yang biasanya kurang memperhatikan ritme
belajar yang baik, maka sebaiknya pergunakanlah waktumu sebaik-baiknya sebelum
memasuki kampus ini.
Oh
iya, ada 1 kendala lagi jika kamu mau lulus S2 dari kampus ini, status jurnal
kamu minimal review 1. Kalau masih
status submitted, maka ijasah kamu
akan ditahan. Jurnal menjadi syarat mutlak untuk mengambil ijasah.
Tapi
jangan takut kuliah di kampus ini karena banyak lulusan kampus ini yang
terserap di dunia kerja. Lalu ada pertanyaan,”Mengapa isteri kamu masih
menganggur?”. Mungkin pertanyaan ini jika sering ditanyakan akan terdengar risih.
Kalau orang lagi sensitif akan menjawabnya dengan kalimat,”Apa urusan Anda
menanyakan ini?”. Seperti halnya dengan pertanyaan,”Kapan nikah? Kapan punya
anak? Kok kamu sendirian terus, jomblo ya?, dan lainnya. Pertanyaan itu akan
mempunyai jawaban yang bervariasi ketika mood sedang berubah. Sebaiknya jika
ada pertanyaan yang sekiranya mengganggu, kamu segera persiapkan jawabannya
dengan baik. Bisa lucu-lucuan juga.
Isteriku
memang lulusan S2 dan kini sedang mengandung calon buah hati kami. Aku bahagia ketika mendengar isteriku hamil. Jadi, aku akan punya generasi penerus.
Istriku orang Jawa, dan aku orang Bima. Perpaduan karakter keras dan lembut
akan menjadi satu. Tapi isteriku juga karakternya tak selembut layaknya Wong Jowo
yang tinggal di sekitar Yogyakarta
hingga Solo. Itu semua karena isteriku seorang aktivis dan pekerja sosial.
Jadi, isteriku sudah terbiasa diterpa segala macam cobaan yang ada.
Perlu
diketahui bahwa perempuan yang kuliah tinggi itu tidak untuk menyaingi pria,
namun untuk membangun generasi bangsa yang cerdas. Memiliki isteri yang cerdas
akan membantu suami dalam menyelesaikan segala permasalahan yang ada. Apalagi
ketika usia pernikahan masih muda. Banyak godaan yang mendera. Entah itu faktor
ekonomi, faktor keluarga besar, faktor lingkungan, atau faktor orang ketiga.
Hubungan suami isteri akan harmonis jika terjalinnya komunikasi yang baik. Aku
sudah menerapkan ini ketika sedang ada permasalahan dalam keluarga.
Alhamdulillah selesai juga permasalahannya.
Sumber: https://hannyhardianty.wordpress.com/2017/10/31/wanita-berpendidikan-membangun-generasi/
Jika isteriku ingin bekerja lagi?
Aku
sangat mendukung isteriku dalam mengamalkan ilmunya. Entah untuk persyarikatan,
atau Negara. Isteriku adalah tipe orang yang tak bisa diam. Maksudnya isteriku
suka memanfaatkan waktu untuk melakukan aktivitas lain. Aktivitas saat ini yang
dilakukan oleh isteriku adalah sebagai pengelola media sosial kami, termasuk
menulis di blog. Itu karena sejak SMA memang isteriku suka menulis, bahkan
sebagai wakil ketua jurnalistik.
Aku
banyak belajar dari isteriku yang sudah pernah bekerja di lingkup pemberdayaan
masyarakat, penelitian, media sosial, dan mengetahui karakter berbagai orang.
Itu semua karena isteriku pernah bekerja selama lebih dari 3 tahun di LSM.
Aku
menyarankan kepada isteriku jika nanti istriku bekerja lagi, sebaiknya bekerja
yang lokasi kerjanya tidak terlalu jauh dari rumah dan jam kerjanya ideal
sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah. Itu semua karena aku butuh sosok isteri
yang mengurus rumah tangga dengan baik. Dan isteriku harus menjaga tumbuh
kembang anak dengan baik.
Sumber: aksibabel.com
Teruntuk
para isteri yang bekerja di luar rumah dan mampu menjaga keluarga dengan baik,
aku sangat iri kepadamu. Semoga isteriku bisa sepertimu dalam menjaga generasi
penerus kami. Sebagai penutup tulisan ini ada sebuah pepatah,”Dibalik pria yang
hebat, ada isteri yang mendukung di belakangnya”. Jadi, aku hanya ingin
membahagiakan isteri dan generasi penerusku. Semoga keluarga kami menjadi
keluarga yang bermanfaat di persyarikatan dan Negara.
#immawan
#immawati #immawanuntukimmawati #isterikululusanS2 #istrikupendampingku
#ikatanmahasiswamuhammadiyah #muhammadiyah #pascasarjana
Ketika punya ilmu, sebaiknya dibagi kepada orang lain. Itung-itung amal jariyah... Ya, bekerja untuk berbagi ilmu itu juga ibadah loh...
BalasHapus