KETIKA CINTA MEMATAHKAN LOGIKA


Aku sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kepadaku. Nikmat itu harus aku syukuri, apalagi Dia telah menitipkan kepadaku seorang bidadari surga untukku. Aku sangat berharap, kelak dia menjadi milikku dan bisa melahirkan generasi terbaik untuk anak-anakku.

Berawal dari aku mempunyai cita-cita yang tinggi sebagaimana orang lain sukses mendapatkan gelar dari sebuah kampus ternama di bidang pertanian yaitu Institut Pertanian Bogor yang mungkin secara logika tidak mungkin aku dapat menginjakkan kaki dan bisa menimba ilmu didalamnya. Namun seiring dengan berjalannya waktu menjelang semester 2, saya gagal dengan alasan nilai IPK tidak mencukupi (IPK < 3) karena status mahasiswa percobaan.

Padahal saya sudah berusaha sebaik mungkin, apalagi cita-cita itu yang sangat aku nantikan. Akhirnya saya hanya bisa pasrah dan berdoa kepada Allah SWT. Aku terima cobaan itu sampai menangis dan merenung dalam kesunyian. Aku menghubungi orang tua untuk meminta izin pulang kampung dan membantu kedua orang tua di ladang. Namun, kedua orang tua tidak memberikan izin dan memilih untuk mendafttar lagi di Institut Pertanian Bogor. Dibalik kebingungan seperti itu, ada waktu luang 7 bulan untuk menuju perkuliahan selanjutnya. Ternyata Allah memberikanku seorang perempuan yang selalu menasehatiku. Setiap perkataan dari lisannya selalu memotivasi bagiku. Aku disarankan ikut test TOEFL ITP. Akhirnya aku ikut test TOEFL ITP sebagai persyaratan pengajuan beasiswa. 

Berawal dari aku menemukan dia yang selalu ku kirim pesan pribadi via whatsapp. Awalnya dia kurang merespon. Mungkin saja dia beranggapan bahwa pesanku tidaklah penting baginya. Karena saat itu dia sedang fokus pada tesis. Pasti dia sibuk, namun aku tidak bosan untuk  menanyakan hal penting. Ternyata dia berubah menjadi sangat respon kepadaku. Setiap perkataan yang keluar dari lisannya merupakan motivasi sehingga cepat diserap dan dipahami. Pagi harinya, dia memberikanku sebuah informasi via whatsapp. Setelah aku tahu bahwa aku sudah gagal kuliah di Institut Pertanian Bogor, akhirnya aku balas tidak bisa ikut. Mulai itulah kami semakin dekat, baik via telekomunikasi, beberapa kali ketemu di LSI IPB, dan di kedai kopi. 

Seiring berjalannya waktu, dalam hatiku ada sebuah perasaan yang mendalam, namun pada saat itu aku ragu untuk menyampaikan secara langsung karena takut ditolak. Saat itu waktu yang tepat  adalah menyampaikan keinginanku via whatsapp. Akhirnya dia balas dengan alasan agar kita mengenal lebih dulu. Aku meminta bantuannya untuk menemaniku ke Departemen Teknologi Pascapanen untuk mencari silabus perkuliahan. Sambil menunggu jam 1 siang, kami bercerita di sebuah kursi panjang di koridor Fakultas Teknologi Pertanian. 

10 Februari 2018, ku ajak dia ngopi bareng dan dia memilih Cafe Terminal O. Karena aku lupa membawa buku TOEFL ITP, akhirnya aku pulang ke kos dulu untuk mengambilnya. Sesampainya di depan kos, teman-teman menyoraki aku karena memboncengkan seorang perempuan. Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Cafe Terminal O. Setelah beberapa jam kami disana, aku bilang padanya bahwa aku agak grogi dengan keadaan disini, karena baru pertama kali pergi ke tempat seperti ini dengan seorang perempuan. Namun dia meyakinkanku agar tenang dan terbiasa. 

Aku diberikan nomor ponsel kakak perempuannya. Lalu ku berkenalan dengan kakaknya untuk perkenalan awal. Sepulang dari sana, aku kirim pesan pribadi padanya. Ternyata dia membalasnya dan ingin mencoba mengenal lebih jauh tentang aku. Lalu ku ajak dia pacaran, dan akhirnya dia menerimanya. Tepat tanggal 10 Februari 2018 jam 23.25 wib, kami resmi menjalin hubungan pacaran.

Tak lama dari itu, sekitar akhir Februari 2018, aku memperkenalkan dia kepada kedua orang tuaku lewat telepon. Dan orang tuaku menyambut dengan baik. Kedua orang tuaku menanyakan kepada dia apakah mau menikah bulan Juni 2018? Lalu dia kaget, karena kami belum lama berkenalan. Akhirnya dia mau menikah denganku pada bulan Juni 2018.

6 April 2018, aku melamar dia ke rumahnya. Awalnya orang tua dia kaget, kok mau menikah cepat. Lalu ku jelaskan jika aku ingin segera menikahinya. Karena dalam islam, tak lama dekat-dekat dengan perempuan yang belum resmi halal bagiku. Akhirnya keluarga dia setuju. Dan kami merencanakan hari pernikahan kami.

Komentar

Postingan Populer